Pada awalnya saya berlangganan pada salon GS, yang diawali oleh promosi sepupu saya. Namun saya kemudian berpindah ke lain hati, hanya gara-gara di salon GS, saya harus menunggu lama, karyawan sering memberi perhatian pada pelanggan lama yang sudah pesan lewat telepon, pada saat mereka datang, dan karyawan bersangkutan sedang melayani pelanggan lain, maka langsung segera melayani pelanggan yang sudah janji di telepon tadi, walaupun mereka datang terlambat dari waktu yang diperjanjikan.
Adalah hal wajar, bagi seorang wanita, untuk minimal sebulan sekali mengunjungi salon, yang sering di konotasikan “berfoya-foya”. Padahal mengunjungi salon kecantikan adalah sama dengan kita membersihkan badan, karena dimaksudkan untuk perawatan, entah berupa facial (perawatan wajah), creambath (perawatan rambut), atau sampai dengan menicure/pedicure (perawatan kuku tangan dan kaki), serta luluran. Untuk yang standar, pada umumnya orang datang ke salon minimal untuk perawatan wajah dan rambut.
Saya melihatnya, bahwa pergi ke salon adalah untuk memanjakan diri setelah sebulan bekerja keras, pergi pagi pulang sore untuk bekerja, mengurus anak dan suami, serta kebersihan rumah. Tentu saja, pergi ke salon bukan berarti menelantarkan keluarga, namun bisa dicari waktu senggang dimana ibu bisa keluar untuk merawat diri sendiri. Jika ibu badannya terawat, bersih, bahagia, maka seorang ibu yang bahagia akan membawakan kebahagiaan bagi rumah tangganya.
Larisnya salon IHS, menyebabkan muncul pesaing-pesaing, antara lain salon terkenal RH maupun JA. Anehnya salon IHS masih paling ramai pengunjung, bahkan akhir-akhir ini baru saja selesai membangun gedung 4 (empat) tingkat di lokasi yang lama. Saya akan mencoba menganalisis, apa kira-kira yang menyebabkan kesuksesan salon IHS tersebut.
1. Segmen pasarnya jelas
Salon IHS awalnya diusahakan di rumah biasa, hanya untuk wanita, di garasi dengan kapasitas 5 (lima) meja/kursi untuk perawatan rambut, serta 2 (dua) tempat tidur untuk perawatan wajah. Sedang ruangan yang lebih luas digunakan untuk area senam. Dalam perkembangannya, kegiatan senam tak berlangsung lama, dan salon kecantikan yang lebih diminati konsumen. Karena khusus wanita, maka para wanita merasa tidak risih, jika melakukan perawatan. Kebanyakan pelanggan adalah ibu-ibu muda, bahkan sampai berumur yang merupakan pelanggan sejak muda. Sedangkan anak remaja, mahasiswi, umumnya karena diajak oleh ibunya.
Yang datang di salon ini adalah kalangan menengah, sehingga mengharapkan pelayanan yang prima, dan IHS menjawab tantangan tersebut. Pada perkembangannya, salon IHS juga membuka untuk kaum pria, namun ruangannya terpisah, sehingga para wanita tidak terganggu.
2. Pendidikan karyawan dilakukan secara berkelanjutan, dan sesuai kompetensinya
Apa sih perbedaan salon IHS dan lainnya? Yang membedakan adalah pelayanan dan kenyamanannya. Para karyawan sebelumnya diberi pendidikan sendiri oleh salon IHS, yang dilakukan oleh karyawan senior. Pendidikan dilakukan secara bertingkat. Karyawan yang baru datang, dipekerjakan sebagai tenaga pembersih, melayani kebutuhan air panas, menyediakan handuk bersih dsb nya. Setelah dinilai cukup, mereka ditingkatkan sebagai tukang mencuci rambut pelanggan, dan disini cara mengeramasi rambut pelanggan sekaligus memberikan pijatan ringan pada kepala. Kemudian, para senior dilibatkan untuk melihat kompetensi dari yunior ini, apakah mereka lebih cocok untuk melakukan perawatan rambut, seperti creambath, atau untuk menicure/pedicure atau pijat refleksi. Sedangkan untuk yang melayani facial, memotong rambut, make up dan menyanggul, mempunyai kompetensi yang berbeda, karena tak semua mempunyai bakat disini.
Sebelum karyawan yang dilatih diperbolehkan menangani pelanggan, diuji dulu oleh para seniornya, apakah pijatannya telah terasa enak, karena kelebihan salon IHS pada keahlian para karyawan dalam melakukan pijatan, entah untuk perawatan rambut maupun wajah. Jika memijatnya belum enak, mereka belum boleh menangani pelanggan.
Salon IHS juga selalu berusaha meningkatkan pelayanan, seperti facial wajah, sekarang ada 2 (dua) kategori, yaitu facial pencet (untuk membersihkan lemak-lemak di wajah) dan facial totok (melakukan pijatan/totok pada daerah-daerah tertentu di wajah untuk melancarkan peredaran darah). Kemudian, pada saat pelanggan meminta jasa pedicure dan menicure, maka karyawan juga melakukan pijatan pada kaki dan tangan, seperti halnya pada refleksi. Untuk meningkatkan ketrampilan karyawannya, salon IHS secara berkala mengirim karyawan ke pelatihan.
3. Tidak membiarkan pelanggan menunggu
Terdapat supervisor pada masing-masing lantai perawatan, agar jangan sampai pelanggan menunggu terlalu lama. Supervisor ini juga sekaligus mengawasi agar para karyawan tidak saling mengobrol saat melayani pelanggan. Justru inilah yang membuat pelanggan senang jika datang ke salon IHS, begitu masuk langsung disapa secara sopan dan ramah tamah, ditanyakan keinginannya, dan diberitahu jenis perawatan yang ada, dan juga memberikan semacam konsultasi jika masih pelanggan baru.
4. One stop services
Selain menyediakan kantin, salon IHS juga bekerja sama dengan warung makan di sekitarnya, seperti tukang bakso, soto mie, gado-gado dll. Sedang kantin IHS hanya sekedar menyediakan kue kecil dan minuman botol. Dengan demikian, kehidupan salon IHS juga memberikan efek multiplier pada ekonomi sekitarnya, termasuk tukang parkir.
5. Jam buka sesuai kebutuhan konsumen
Walaupun salon IHS dibuka setiap hari, dari pagi sampai sore hari, tetapi salon IHS juga melayani permintaan pelanggan jika ingin make up dan sanggul pada pagi-pagi buta, sekitar jam 4 pagi, karena harus menghadiri acara resmi jam 8 pagi. Juga jika pelanggan memerlukan perawatan malam, bisa pesan pada salon IHS, dan ada karyawan yang akan membantu sampai pelanggan selesai dilayani. Inilah yang memudahkan bagi para pekerja, yang pulang kantor sudah malam, dan hanya punya waktu hari Sabtu atau Minggu yang sudah penuh dengan acara keluarga.
Sebagaimana jasa usaha lain, kepuasan pelanggan nomer satu. Salon IHS mengatasi hal ini, walaupun harganya cukup bersaing (tidak murah), namun pelanggan puas. Adik saya yang baru datang dari luar kota, dan agak masuk angin, pernah saya ajak ke salon IHS, pada saat creambath dan dipijit punggungnya, si mbak yang melayani melihat bahwa punggung adik saya langsung merah begitu baru dipijit. Adik saya ditanya, mau dipijat, atau dikeroki dulu baru dipijat? Tentu saja adik saya memilih kerokan dan pijat. Juga saat facial totok, yang dilanjutkan creambath dan pijat refleksi…komentar adik saya…”Wahh, ini salon benar-benar menyenangkan, si mbak nya bukan dipilih dari penampilan menarik, tetapi dari kompetensi cara pelayanannya..” Jadi, saya ke salon IHS, kadang hanya karena badan lagi kurang enak, mau melakukan perawatan, dipijat atau dikeroki… dan pulang dari salon, langsung bisa tidur nyenyak.